Kedatangan mahasiswa tersebut selain menambah pengetahuan sekaligus memperdalam tentang ilmu jurnalistik.
Kordinator Liputan (Korlip) LKBN ANTARA Biro Sulsel, Suriani Mappong saat memberikan pengantar jurnalistik mengatakan Kantor Berita ANTARA didirikan 13 Desember sejak 1937 jauh sebelum Indonesia merdeka hingga menjadi perintis kemerdekaan dan kini telah berusia 81 tahun atau baru saja merayakan hari lahirnya 13 Desember 1937.
Selain itu diberikan penjelasan bagaimana sejarah ANTARA dibangun sebelum Indonesia merdeka hingga berdiri sampai sekarang menjadi bagian dari pemerintah dalam hal ini BUMN dan sebagai Kantor Berita resmi negara.
"Bahasa jurnalistik harus dikuasai wartawan sebelum membuat produk jurnalistik atau berita agar dipahami pembacanya. Tidak membuat berita bohong atau tidak benar karena kantor berita diharamkan membuat berita-berita tidak benar," ujar Suriani yang memberikan pemahaman ilmu jurnalistik kepada mahasiswa dari kalangan putra dan putri itu.
Suriani menambahkan untuk menjadi jurnalis yang handal selain memiliki bekal wawasan dan pengetahuan jurnalistik, juga harus ditunjang dengan pengusaan bahasa internasional agar bisa disegani serta memiliki idealisme dan integritas.
Mengenai kantor berita, kadia, tidak semua berita-berita disiarkan apalagi terkait dengan ketahanan dan kemananan bangsa, sebab setiap berita yang disiarkan ANTARA adalah bersifat resmi.
"Posisi kantor berita adalah bagian dari negara itu sendiri, baik buruknya pemberitaan suatu negara tentu juga ditentukan kantor beritanya, maka tidak semua berita-berita apalagi rahasia negara seperti ekonomi ketahanan dan keamanan negara bisa disiarkan," ujar Suriani menanggapi pertanyaan mahasiswa terkait intervensi pemberitaan.
Sementara Kepala Biro LKBN ANTARA Sulsel dan Barat, La Ode Masrafi pada kesempatan itu menyampaikan peran dan fungsi kantor berita negara adalah memberikan pemberitaan berkualitas dan tentang pembangunan bangsa dan negara, disamping menjadi bagian dari pemerintah.?
Ada beberapa ciri-ciri dalam memahami jurnalistik, bukan hanya pengetahuan serta wawasannya menjadi seorang wartawan tapi ditunjang dengan rasa keingitahuan untuk mengetahui lebih dalam tentang informasi tersebut.
"Ada banyak orang ingin mengeluti ilmu jurnalistik di kampus, apakah ini menjadi wartawan karena rasa ingin tahunya lebih besar, atau menjadi PR suatu perusahaan tertentu hingga menjadi pejabat. Paling tidak apabila kalian sudah mengetahui jurnalistik maka akan mudah memahaminya," ujarnya.
Pewarta Foto Antara Abriawan Abhe juga menyampaikan tentang bagaimana fotografi jurnalistik itu bisa dikatakan layak atau tidak serta sebagai mana kuatnya foto itu tanpa harus dibuatkan berita tertulis. Berita foto adalah bagian dari jurnalistik yang menceritakan secara visual.
Nara sumber yang Kordinator Liputan LKBN ANTARA Sulsel Suriani Mappong (kanan) menyampaikan materi tentang pengetahuan dunia jurnaliatik di Galeri Foto Jurnalistik ANTATA Makassar, (19/12) (Foto ANTARA/Abriawan Abe)Sejarah Singkat ANTARA
Pada 13 Desember 1937 Kantor Berita ANTARA didirikan oleh Adam Malik, Soemanang, A M Sipahoetar dan Pandoe Kartawigoena ketika semangat perjuangan kemerdekaan nasional menggelora dan digerakkan oleh para pemuda pejuang saat itu.
Pada 17 Agustus 1945, keberhasilan ANTARA menyiarkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 ke seluruh dunia adalah wujud kecintaan dan baktinya yang besar bagi perjuangan bangsa Indonesia.
Saat Teks Proklamasi dibacakan Soekarno, Adam Malik menelpon ANTARA dan diterima oleh Asa Bafagih yang diminta untuk menyampaikannya kepada Pangulu Lubis dengan berpesan "Jangan sampai gagal". Pangulu mengirimkan naskah ke bagian radio dengan menyelipkannya dalam morse-cast Domei, di antara berita-berita yang telah dibubuhi izin Hodohan.
Markonis Soegirin menjaga agar teks Proklamasi Kemerdelaam RI itu tersiar dan Markonis Wua yang mengirimkan. Maka menyebarkan berita Proklamasi Indonesia ke nusantara dan internasional.
Bulan Mei tahun 1962, ANTARA resmi menjadi Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) yang berada langsung di bawah Presiden Republik Indonesia.
Keputusan Presiden No 307 tahun 1962, tanggal 24 September 1962 nama ANTARA diubah menjadi Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA dengan Dewan Pimpinan diketuai Pandu Kartawiguna dengan anggota-anggota Djawoto, Moh. Nahar, Subanto Taif, Adinegoro, Mashud Sosrojudho, Suhandar, Subakir, R. Moeljono dan Zein Effendi.
Selama lebih dari tiga perempat abad, ANTARA sebagai salah satu kantor berita bertekad untuk selalu menghadirkan berita teks, foto dan video mengenai peristiwa-peristiwa penting dan mutakhir secara cepat dan lengkap ke seluruh dunia, baik melalui saluran distribusi sendiri maupun yang bekerjasama dengan para mitra di seluruh dunia.
Pada 17 Juli Tahun 2007, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2007, akhirnya ANTARA resmi bergabung menjadi keluarga besar Kementerian BUMN dan berubah menjadi Perum Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA.
