Kegiatan

LKBN ANTARA GELAR DISKUSI PUBLIK BUDAYA

LKBN ANTARA GELAR DISKUSI PUBLIK BUDAYA
Kepala Biro Perum LKBN Antara Biro Aceh, Azhari (kedua kanan) memberikan kata sambutan pada pembukaan diskusi publik yang bertema , Identitas Aceh Masih Adakah ? di Kantor Biro Perum LKBN Antara Biro Aceh, Banda Aceh, Selasa (30/4/2019). (Antara Aceh/Ampelsa)

Perum LKBN Antara Biro Aceh bekerja sama dengan Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) menggelar diskusi publik tentang identitas ke Aceh an dalam konteks kekinian.

Diskusi yang digelar di Kantor LKBN Antara Biro Aceh di Banda Aceh, Senin, itu menghdirkan nara sumber yakni Ustad Masrul Aidil (ulama), Tarmizi A Hamid (budayawan),  dan T A Sakti (akademisi).

Diskusi publik  yang dimoderatori oleh Mujiburrizal itu diikuti  belasan peserta itu bertemakan "Identitas Aceh, Masih Adakah?"

Ustad Masrul Aidil mengkritisi banyaknya identitas ke Aceh-an yang mulai hilang, terutama.di lembaga-lembaga pemerintahan di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.

"Kontek hari ini janur kuning berganti karangan bunga. Kita bisa melihat dimana sekarang setiap orang merasa bangga dengan banyaknya karangan bunga jika melaksanakan  hajatan, padahal karangan bunga itu merupakan budaya dari India,"  katanya.

Ia juga menjelaskan, identitas ke Aceh an dari pakaian juga sudah mulai tergurus, tidak hanya di kalangan anak muda tapi juga ditingkat aparatur pemerintahan. 

"Kita menyarankan pada acara-acara tertentu di pemerintahan, bagi pesertanya harus menjadi kewajiban menggunakan pakaian Aceh," katanya.

Kemudian akademisi Unsyiah, TA Sakti juga menyatakan prihatin huruf "Arab Jawi" sebagai salah satu identitas ke Aceh an juga sudah tidak digunakan lagi.

"Dulu, dulu nomenklatur perkantoran di Aceh menggunakan huruf arab jawi dan bahasa Indonesia sebagai identitas ke Aceh an, tapi kini juga sudah tidak ada lagi," katanya.
 
Pewarta : Azhari 

(Hendi/Iswahyuni/Sekretariat Perusahaan)