Artikel

REDAKTUR ANTARA PERAIH ADINEGORO BERBAGI PENGALAMAN MENULIS DI PELATIHAN OMBUDSMAN BALI

REDAKTUR ANTARA PERAIH ADINEGORO BERBAGI PENGALAMAN MENULIS DI PELATIHAN OMBUDSMAN BALI

Suasana pelatihan penulisan artikel yang diselenggarakan Ombudsman RI Perwakilan Bali bekerja sama dengan Kantor Berita ANTARA Biro Bali di kantor Ombudsman itu, Senin (2/12). FOTO ANTARA/Ni Luh Rhismawati

 

Redaktur Antara peraih penghargaan Anugerah Adinegoro, Masuki M Astro, berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam acara pelatihan penulisan artikel yang diselenggarakan oleh Ombudsman RI Perwakilan Bali pada Senin (2/12).

 

Masuki yang saat ini menjabat sebagai Redaktur Karangan Khas/Features Kantor Berita Antara Biro Jawa Timur meraih Penghargaan Khusus Hari Pers Nasional Kategori Jurnalistik Siber pada Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2011 lewat karyanya berjudul “Indonesia dalam Made Rai dan Mad Ra’i”.

 

Dalam pelatihan yang dilaksanakan di kantor Ombudsman Bali di Denpasar itu, Masuki yang juga pernah menjabat sebagai redaktur ANTARA Biro Bali, memaparkan sejumlah konsep, kiat-kiat dan tips dalam menulis karangan khas atau features.

 

"Karangan khas itu akan lebih menarik jika bisa mengangkat sisi-sisi humanistik," ujarnya ketika menyampaikan materi dengan didampingi Kepala Kantor Berita ANTARA Biro Bali, Edy M Ya'kub.

 

Sementara itu, Edy menambahkan bahwa penyajian karangan khas berbeda dengan berita lempang atau "hard news" yang didominasi fakta-fakta maupun kutipan pernyataan dari narasumber.

 

Masuki melanjutkan pemaparan dengan mengatakan jika lembaga-lembaga pemerintah memiliki keterampilan jurnalistik, tentunya persebaran informasi yang disampaikan juga akan lebih meluas.

 

"Cukup menarik juga misalnya ada instansi tertentu yang sudah ditangani Ombudsman, namun tetap membandel dan itu dijadikan bahan tulisan. Untuk karangan khas yang bukan berita lempang memang membutuhkan latihan yang sering seperti orang belajar mengayuh sepeda, karena mengasah kepekaan memang butuh waktu dan latihan," ucap Masuki.

 

Masuki juga berbagi pengalaman ketika sempat bertugas di Bali selama dua tahun. Dari pergelutannya dengan masyarakat di Pulau Dewata, dia menyaksikan betapa toleransi kehidupan beragama di Bali terjalin sangat baik. Hal itu pula yang menginspirasinya untuk membuat sejumlah tulisan yang berhasil meraih berbagai penghargaan bergengsi di bidang jurnalistik.

 

"Tulisan yang menarik itu perlu melihat konteks baru atau kebaruan, proximity atau kedekatan secara geografis dan emosional, serta nilai. Nilai yang menarik itulah yang memerlukan banyak berlatih dalam mengasah kepekaan," katanya.

 

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab mengatakan pelatihan tersebut dapat membantu merangsang minat menulis bagi kalangan Ombudsman Bali.

 

"Jika berminat tentu mereka akan menulis banyak hal untuk mencerahkan publik. Khususnya lagi menyangkut pelayanan publik yang diterima oleh masyarakat dari pemerintah," ujarnya.

 

Menurut Umar, selama ini pihaknya banyak menerima laporan publik yang sebenarnya menarik untuk ditulis. "Oleh karena itu, kami butuh pengetahuan praktis untuk menulisnya," ucapnya.

 

Umar pun menargetkan tahun 2020 menjadi tahun menulis bagi Ombudsman.

 

"Selain tetap menjalankan tugas mengawal laporan masyarakat agar bisa mendapatkan pelayanan yang sebaik-baiknya dari badan-badan publik di Pulau Dewata, kami bisa mengelola bahan-bahan yang kami miliki untuk dituangkan dalam tulisan yang bisa dikonsumsi publik," katanya.

 

Jika ditulis dan dipublikasikan, lanjut Umar, tentu akan memberikan informasi dan pemahaman yang penting bagi masyarakat dalam melihat masalah-masalah yang ada. "Memang perlu kecerdasan untuk mengelola bahan-bahan yang kami miliki," katanya.

 

Pewarta : Ni Luh Rhismawati

 

Editor : Ami/Arie/Sekretariat Perusahaan