Artikel

SEJUMLAH DOKUMEN WARISAN RI TERSIMPAN DI ARSIP ANTARA

SEJUMLAH DOKUMEN WARISAN RI TERSIMPAN DI ARSIP ANTARA

Direktur Utama LKBN Antara Meidyatama Suryodiningrat mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12). Rapat tersebut membahas rencana kerja Perum LKBN ANTARA tahun 2020 beserta dukungan anggarannya dan pembahasan isu-isu aktual lainnya. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp/aa.

 

Direktur Utama Perum Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA, Meidyatama Suryodiningrat, menjelaskan bahwa ada sejumlah dokumen warisan (heritage) Republik Indonesia (RI) masih tersimpan di arsip ANTARA.

Menurut Meidyatama, perlindungan dokumen heritage menjadi salah satu aspek yang perlu diperhatikan jika nanti diterapkan kebijakan penyimpanan data besar (big data storage) untuk mendukung riset pemerintah.

"Seperti diketahui, dimana-mana masih terjadi perdebatan kalau itu bisa disimpan di cloud (penyimpanan awan). Jadi sampai saat ini, kami masih menyimpan secara lokal," ujar Dimas saat Rapat Dengar Pendapat di Komisi I DPR Jakarta, Selasa (3/12).

Meidyatama mengatakan terdapat dua server penyimpanan milik ANTARA. Satu server berada di Wisma Antara, Jalan Medan Merdeka Selatan dan satu lagi di Bogor Jawa Barat sebagai cadangan.

Namun mengingat banyaknya dokumen, direksi masih dipertimbangkan apakah ANTARA akan beralih ke penyimpanan awan, mengingat terdapat aspek heritage pada arsip ANTARA.

Mendengar penjelasan tersebut, anggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan bertanya apakah ANTARA juga menyimpan bentuk fisik dari dokumen foto.

Menjawab pertanyaan tersebut, Meidyatama mengatakan ANTARA masih menyimpan bentuk fisik dari foto-foto tersebut. Bahkan foto-foto sejarah dari tahun 1940-an masih tersimpan.

Perum LKBN ANTARA berkomitmen melindungi dokumen heritage sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato kenegaraan pada sidang bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Gedung Parlemen, Jumat (16/8/2019).

Jokowi menyampaikan di era sekarang, data jauh lebih berharga daripada minyak. Karena itu, kita harus siaga menghadapi ancaman kejahatan siber termasuk kejahatan penyalahgunaan data.

Hal ini selaras dengan arah ANTARA ke depan yang akan lebih banyak “bermain” di data besar (big data). Dalam dua tahun terakhir, ANTARA baru memiliki daya untuk mendigitalisasi aset-aset perusahaan dari tahun 1940-an.

 

Kendati secara bertahap sudah terdigitalisasi, Meidyatama bertekad akan terus mengupayakan agar penyimpanan data besar itu terwujud sehingga Perum LKBN Antara dapat menjadi rujukan riset data pemerintah.

"Karena sebetulnya 'raw' (bahan mentah) datanya sudah ada," ujar Meidyatama.

Pewarta: Abdu Faisal

Editor: Ami/Arie/Sekretariat Perusahaan