Artikel
SEJUMLAH DOKUMEN WARISAN RI TERSIMPAN DI ARSIP ANTARA
- 05 Desember, 2019
- 802 Kali
- Download
Direktur Utama LKBN Antara Meidyatama Suryodiningrat mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12). Rapat tersebut membahas rencana kerja Perum LKBN ANTARA tahun 2020 beserta dukungan anggarannya dan pembahasan isu-isu aktual lainnya. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp/aa.
Direktur Utama Perum Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA,
Meidyatama Suryodiningrat, menjelaskan bahwa ada sejumlah dokumen warisan (heritage)
Republik Indonesia (RI) masih tersimpan di arsip ANTARA.
Menurut Meidyatama, perlindungan dokumen heritage menjadi
salah satu aspek yang perlu diperhatikan jika nanti diterapkan kebijakan
penyimpanan data besar (big data storage) untuk mendukung riset
pemerintah.
"Seperti diketahui, dimana-mana masih
terjadi perdebatan kalau itu bisa disimpan di cloud (penyimpanan
awan). Jadi sampai saat ini, kami masih menyimpan secara lokal," ujar
Dimas saat Rapat Dengar Pendapat di Komisi I DPR Jakarta, Selasa (3/12).
Meidyatama mengatakan terdapat dua server
penyimpanan milik ANTARA. Satu server berada di Wisma Antara, Jalan Medan
Merdeka Selatan dan satu lagi di Bogor Jawa Barat sebagai cadangan.
Namun mengingat banyaknya dokumen, direksi masih
dipertimbangkan apakah ANTARA akan beralih ke penyimpanan awan, mengingat terdapat
aspek heritage pada arsip ANTARA.
Mendengar penjelasan tersebut, anggota Komisi I
DPR RI Muhammad Farhan bertanya apakah ANTARA juga menyimpan bentuk fisik dari dokumen
foto.
Menjawab pertanyaan tersebut, Meidyatama
mengatakan ANTARA masih menyimpan bentuk fisik dari foto-foto tersebut. Bahkan
foto-foto sejarah dari tahun 1940-an masih tersimpan.
Perum LKBN ANTARA berkomitmen melindungi
dokumen heritage sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo
(Jokowi) dalam pidato kenegaraan pada sidang bersama Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Gedung Parlemen, Jumat (16/8/2019).
Jokowi menyampaikan di era sekarang, data jauh
lebih berharga daripada minyak. Karena itu, kita harus siaga menghadapi ancaman
kejahatan siber termasuk kejahatan penyalahgunaan data.
Hal ini selaras dengan arah ANTARA ke depan yang
akan lebih banyak “bermain” di data besar (big data). Dalam dua tahun
terakhir, ANTARA baru memiliki daya untuk mendigitalisasi aset-aset perusahaan dari
tahun 1940-an.
Kendati secara bertahap sudah terdigitalisasi, Meidyatama
bertekad akan terus mengupayakan agar penyimpanan data besar itu terwujud sehingga
Perum LKBN Antara dapat menjadi rujukan riset data pemerintah.
"Karena sebetulnya 'raw' (bahan
mentah) datanya sudah ada," ujar Meidyatama.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ami/Arie/Sekretariat Perusahaan