Artikel

LKBN ANTARA LUNCURKAN AKHLAK SEBAGAI NILAI UTAMA BUDAYA PERUSAHAAN

LKBN ANTARA LUNCURKAN AKHLAK SEBAGAI NILAI UTAMA BUDAYA PERUSAHAAN

Direktur Utama LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiningrat di Jakarta, Senin (23/11/2020), dalam sambutan peluncuran nilai utama budaya perusahaan AKHLAK yang merupakan kependekan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. (Foto: Humas ANTARA).

 

LKBN ANTARA meluncurkan nilai utama budaya perusahaan AKHLAK yang merupakan kependekan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

"Bagi BUMN Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif ini menjadi 'core values' atau nilai-nilai utama dalam pembentukan karakter, standar budaya etika kerja, yang akan kita wujudkan dalam semangat bahwa BUMN untuk Indonesia," kata Direktur Utama LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiningrat dalam sambutannya di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan peluncuran nilai utama perusahaan itu memberikan komitmen ANTARA sebagaimana Badan Usaha Milik Negara lainnya terhadap nilai-nilai standar dalam kehidupan kantor berita.

Dimas, sapaan akrabnya itu, mengatakan dengan peluncuran tersebut menjadi penanda LKBN ANTARA ikut berkomitmen penuh untuk menjalankan standar-standar nilai yang telah digariskan pada setiap BUMN.

Acara peluncuran nilai utama AKHLAK Perum LKBN ANTARA tersebut dihadiri peserta secara luring dan daring. Peserta adalah para karyawan ANTARA dari seluruh Indonesia.

AKHLAK Perum LKBN ANTARA merupakan tindak lanjut ANTARA dari pencanangan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir yang menetapkan Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif sebagai "core value" di lingkungan Kementerian BUMN.

Erick saat pencanangan nilai-nilai utama itu pada awal Juli 2020 mengatakan penetapan AKHLAK bukan sekadar janji ucapan, tetapi benar-benar diterapkan untuk mendorong BUMN semakin maju.

Ia menyampaikan salah satu poin dalam AKHLAK yakni loyal.

"Loyal ke bangsa karena kerja di BUMN, tidak pribadi dikedepankan, tentu hasil kerja seperti bonus, tantiem harus, tapi yang lain-lain jangan. Ada 53 kasus hukum di BUMN yang kita tidak mau terulang lagi, ini kenapa AKHLAK penting," kata dia.

Pewarta : Anom Prihantoro
Editor : M. Tohamaksun