Artikel

DUA BUKU ANTARA DIPAMERKAN DI AJANG TERBESAR DI DUNIA

DUA BUKU ANTARA DIPAMERKAN DI AJANG TERBESAR DI DUNIA
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing Yaya Sutarya (tiga kiri) memegang buku berjudul "Ipphos Remastered" yang diterbitkan Galeri Foto Jurnalistik ANTARA didampingi para pemandu anjungan Indonesia yang memegang buku berjudul "Bertahan di Wuhan" karya ANTARA Biro Beijing berfoto bersama di lokasi pameran "Beijing International Book Fair" di Beijing, China, Selasa (14/9/2021). BIBF yang digelar pada 14-21 September 2021 merupakan ajang pameran buku tahunan terbesar kedua di dunia setelah Frankfurt Book Fair yang mempertemukan para penerbit dengan para pembeli hak cipta untuk diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. ANTARA/M. Irfan Ilmie

Dua buku yang diterbitkan dan ditulis insan Perum LKBN ANTARA turut dipamerkan di "Beijing International Book Fair" (BIBF) yang digelar di Beijing, China, pada 14-18 September 2021.

BIBF merupakan ajang pameran buku terbesar kedua di dunia setelah "Frankfurt Book Fair" di Jerman yang diikuti ratusan negara dan sejumlah penerbit ternama dari belahan dunia.

Sedikitnya 300 buku berbahasa Indonesia yang turut menyemarakkan anjungan Indonesia di ajang BIBF tersebut, termasuk dua buku dari ANTARA.

"Ipphos Remastered" yang merupakan buku tentang foto-foto hitam-putih seputar peristiwa bersejarah berdirinya Republik Indonesia pada tahun 1945 yang diterbitkan Galeri Foto Jurnalistik ANTARA turut dipamerkan di ajang tersebut.

Demikian pula dengan buku berjudul "Bertahan di Wuhan" karya Kepala LKBN ANTARA Biro Beijing M. Irfan Ilmie yang bercerita tentang awal-mula terjadinya pandemi COVID-19 di Wuhan, China, juga mewarnai ajang pameran itu.

"Kami sangat mengapresiasi keterlibatan Perum LKBN ANTARA dalam ajang bergengsi ini. Ada dua buku ANTARA yang turut menyemarakkan BIBF pada tahun ini," kata Atase Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi KBRI Beijing, Yaya Sutarya, ditemui seusai acara pembukaan pameran tersebut.

BIBF kali ini merupakan yang keempat kalinya diikuti oleh Indonesia.

"Kami secara rutin mengikuti BIBF untuk memperkenalkan buku-buku berbahasa Indonesia kepada para penerbit di China. Dari ajang ini biasanya ada penerbit yang tertarik membeli hak cipta untuk menerjemahkan buku-buku berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Mandarin," ujarnya.

Pameran yang digelar di gedung "New China International Exhibition Center" di Distrik Shunyi, Kota Beijing, itu digelar dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.

Sehari sebelum pameran dibuka, semua yang terlibat diwajibkan menunjukkan hasil tes negatif PCR dalam 48 jam terakhir.

Panitia, peserta, pendukung, dan pengunjung pameran juga wajib menunjukkan kartu vaksin dosis lengkap.

BIBF sudah digelar yang ke-28 kali. Namun pada 2020 pergelaran BIBF ditiadakan lantaran terjadi pandemi COVID-19. (*)

(Irfan/Hendi/Sekretariat Perusahaan)