Artikel

KEPALA BIRO ANTARA KALTARA: PENTINGNYA MODERASI BERAGAMA JELANG PEMILU 2024

KEPALA BIRO ANTARA KALTARA: PENTINGNYA MODERASI BERAGAMA JELANG PEMILU 2024
Kepala biro Kantor Berita ANTARA Kalimantan Utara Datu Iskandar Zulkarnaen mengingatkan pentingnya moderasi beragama jelang Pemilu 2024, mengingat isu agama adalah yang sensitif yang bisa dimanfaatkan untuk kelompok paham radikal terorisme dan kepentingan politik praktis. Hal itu disampaikan pada penutupan Camping Keberagaman" dalam pencegahan radikal terorisme di Kaltara yang melibatkan 50 guru kelas, guru mata pelajaran dan guru bimbingan dan konseling dari SD/MI, SMP/MTs dan SMA/sekolah sederajat di halaman Gedung Diklat Badan Kepegawaian dan pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Bulungan, Rabu (5/7) malam.

Iskandar selaku salah satu narasumber dari Kalimantan Utara pada kegiatan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kaltara itu menjelaskan bahwa moderasi beragama bukan agama yang dimoderasi namun lebih kepada sikap yang moderat dalam menghadapi keberagaman.

Radikal terorisme di Indonesia umumnya bermotifkan pemahaman keagamaan sehingga gampang ditunggangi oleh berbagai kepentingan karena menyangkut hal sensitif, apalagi kian menghangat suhu politik jelang Pemilu 2024.

Menghadapi kondisi tersebut, maka pemahaman damai lintas agama menjadi sangat penting. Apalagi diperkirakan kelompok paham kekerasan ini kian intensif menyebarkan virus radikal terorisme kepada pelajar dan pemuda sehingga peran para guru sangat dibutuhkan.

"Perdamaian adalah modal terbesar bagi sebuah daerah melakukan pembangunan, tanpa perdamain sebuah daerah tidak bisa maju. Tak ada kedamaian di suatu daerah jika penduduknya tidak mengutamakan azas toleransi," katanya.

BNPT sejak  2022 telah menerapkan skema pentahelix untuk mencegah dan menanggulangi aksi terorisme serta radikalisme. Keterlibatan guru dalam memerangi paham radikalisme termasuk bagian dari strategi pentahelix.

Konsep pentahelix merupakan langkah pelibatan lima unsur, yakni pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media. "Peran media juga sangat strategis, terutama melawan informasi negatif, ujaran kebencian dan hoaks serta kampanye paham radikal terorisme yang marak di berbagai flatform media sosial serta media abal-abal," katanya.

Acara "Camping Keberagaman"  untuk pembuatan video bahan ajar "berkolaborasi untuk damai beragama di sekolah" juga melibatkan Kepala Sub Direktorat Pengamanan Lingkungan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) Setyo Pranowo, dan narasumber nasional, Sholehuddin yang dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Direktur Pusat Kajian Moderasi Beragama.
 
(Iskandar Zulkarnaen/Cathelya/Sekretariat Perusahaan)