Artikel
KANTOR BERITA ANTARA GELAR PAMERAN FOTOGRAFI BERTAJUK "SPORTACULAR"
- 24 September, 2019
- 1.003 Kali
- Download
![KANTOR BERITA ANTARA GELAR PAMERAN FOTOGRAFI BERTAJUK](/upload/img/pers/2019/09/ori/sportacular.jpg)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kiri) bersama Direktur Pemberitaan Perum LKBN ANTARA Akhmad Munir (tengah) dan Penanggung Jawab Galeri Foto Jurnalistik ANTARA (GFJA) Oscar Motuloh (kanan) menandatangani foto saat pembukaan pameran foto Sportacular di Gedung Siola (Surabaya Museum), Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (21/9/2019). ANTARA FOTO/Saiful Bahri/wsj/pri
Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara bersama Galeri Foto
Jurnalistik Antara (GFJA) menyelenggarakan pameran foto jurnalistik bertajuk
"Sportacular" yang digelar di Gedung Siola, Kota Surabaya, Jatim,
pada 21-28 September 2019.
Pameran ini adalah bagian dari program ANTARA
dalam rangka menjalankan Penugasan Publik Bidang Pemberitaan (PSO) yang bekerja
sama dengan Kemenkominfo, kata Direktur Pemberitaan LKBN ANTARA, Ahmad Munir
saat pembukaan pameran foto di Gedung Siola, Surabaya, Sabtu.
\Pembukaan pameran fotografi selain dihadiri
Direktur Pemberitaan LKBN ANTARA Ahmad Munir, juga dihadiri Wali Kota Surabaya
Tri Rismaharini, kurator sekaligus Penanggung Jawab Galeri Foto Jurnalistik ANTARA
(GFJA) Oscar Motuloh, Kepala LKBN ANTARA Biro Jatim Slamet Hadi Purnomo,
kurator dalam pameran fotografi bertajuk "Sportacular", Ismar
Patrizki dan lainnya.
Menurut Munir, pameran foto bertajuk
"Sportacular" di Surabaya kali ini merupakan yang kedua setelah
sebelumnya digelar di Makassar pada Agustus lalu.
Dalam gelaran yang dihelat 8 hari tersebut,
dipamerkan sebanyak 68 karya fotografi jurnalistik yang terdiri dari foto
olahraga profesional dikombinasikan dengan olahraga tradional nusantara. Foto
tersebut merupakan hasil karya dari 37 fotografer pewarta Antara dan Oficial
Asian Games.
"Kegiatan ini nantinya akan berlanjut di
Semarang dan Jakarta dengan tema-tema lain. Harapan foto-foto yang dipamerkan
kali ini bisa menginspirasi para fotografer, atlet dan komunitas fotografi di
Surabaya agar bisa melakukan hal-hal baik," katanya.
Kurator Ismar Patrizki mengatakan tema olahraga
diambil dengan tujuan mengingatkan kembali prestasi Indonesia yang sukses
menyelenggarakan perhelatan akbar pesta olahraga negara-negara Asia, Asian
Games dan Asian Para Games 2018.
"Kita tidak bisa melupakan bagaimana
kemeriahan Asian Games dan Asian Para Games lalu. Mengapresiasi seluruh atlet
yang sudah berjuang dan membanggakan nama negara sehingga mampu mencapai rekor
perolehan medali terbanyak sepanjang sejarah Indonesia," ujarnya.
Selain itu, ia juga menambahkan bahwa bangsa Indonesia
juga tidak boleh melupakan olahraga tradisonal yang mungkin saja menjadi akar
dari munculnya olahraga yang sudah ada sekarang ini. Mungkin awalnya hanya
sebuah tradisi namun kini tradisi tersebut telah menjadi olahraga tradisional
yang berkembang di masyarakat.
Ia mengatakan pameran fotografi merupakan
perdana yang digelar LKBN Antara dengan mengambil tema olahraga. Tujuannya mendistribusikan
produk-produk jurnalistik, tidak hanya berita teks namun juga produk fotografi
jurnalistik kepada masyarakat luas.
"Kami ingin mengedukasi masyarakat dan
mengenalkan bahwa Kantor Berita Antara tidak hanya mendistribusikan berita saja
namun kami ingin menyentuh masyarakat luas salah satunya dengan pameran ini. Dengan
diadakan acara ini diharapkan masyarakat lebih sadar dan bangga terhadap
prestasi atlet dan tradisi Indonesia, khususnya olahraga," ujarnya.
Kepala LKBN ANTARA Biro Jatim, Slamet Hadi
Purnomo mengatakan terpilihnya Surabaya sebagai tuan rumah penyelenggara bukan
tanpa sebab, Surabaya dinilai sebagai tempat lahirnya atlet berbakat lebih
tepatnya Jawa Timur.
"Seperti yang kita ketahui, Surabaya khususnya
Jawa Timur adalah gudangnya atlet berbakat dan Jawa Timur sudah menorehkan
banyak berprestasi. Mungkin itu menjadi pertimbangan kenapa Surabaya dipilih,"
ujarnya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan
pameran kali ini bagus karena bisa mendorong para fotografer profesional untuk
mengevaluasi dirinya, anak-anak yang mau belajar fotografi bisa terinspirasi
serta anak-anak yang punya hobi olahraga atau berprestasi di olahraga.
"Jadi foto itu akan bisa bercerita, mungkin
orang lain tidak menangkap, tapi kalau yang ngerti bisa menangkap. Fotografi
saat ini tidak terasa, tapi sepuluh tahun lagi bisa bicara. Dampaknya akan
menimbulkan dorongan untuk bisa mencapai itu," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Masnun/Ami/Iswahyuni