Artikel

PAMERAN FOTO & GRAFIS INDONESIA BERGERAK 1900-1942 & PELUNCURAN BUKU INDONESIA BERGERAK 1900-1942

PAMERAN FOTO & GRAFIS INDONESIA BERGERAK 1900-1942 &  PELUNCURAN BUKU INDONESIA BERGERAK 1900-1942

Dalam rangka menyambut HUT ke-83 Kantor Berita ANTARA, Galeri Foto Jurnalistik Antara dan Redaksi Foto Kantor Berita ANTARA bekerja sama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dan KITLV-Jakarta menggelar Pameran Foto & Grafis Sejarah Indonesia Bergerak 1900-1942 pada 11 - 16 Desember 2020, di Gedung Arsip Nasional, Jalan Gajah Mada No.111, Jakarta.

 

Pameran yang dikuratori Ismar Patrizki ini merupakan kelanjutan dari Pameran Foto & Grafis Indonesia Bergerak 1900-1942 yang telah diselenggarakan pada 7 September - 7 Oktober 2020 di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta. Pameran yang digelar dalam rangka merayakan 75 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia tersebut dibuka oleh Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Jenderal (Purn) TNI Moeldoko.

 

“Adanya permintaan dari sejumlah pihak untuk menyelenggarakan kembali Pameran Foto & Grafis Indonesia Bergerak 1900-1942, membuat kami menggagas pameran versi penambahan atau revamped dari versi sebelumnya. Pameran revamped ini juga menjadi momentum untuk meluncurkan buku Indonesia Bergerak 1900-1942,” kata Ismar Patrizki, selaku kurator pameran.

 

Menurut Ismar, pada pameran Indonesia Bergerak 1900-1942 kali ini ditampilkan sejumlah karya foto/grafis tambahan (revamped). Kesemuanya disajikan secara baru dan berbeda dari pameran sebelumnya. Penyajian dengan penataan letak, penggunaan medium cetak, dan pencahayaan yang dirancang sebagai bentuk respons terhadap ruang yang tersedia di Gedung Arsip Nasional.

 

Direktur KITLV (Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies) Jakarta Marrik Bellen menyebut sebuah foto bisa bercerita lebih dari seribu kata. Oleh karena itu, ia menyebut pameran ini signifikan untuk pembelajaran sejarah. "Saya senang penyelenggara pameran ini menemukan yang dicari di koleksi Perpustakaan Universitas Leiden yang saat ini memegang koleksi terbsesar di dunia tentang Indonesia," ujar Bellen.

 

Ia menyebut saat ini koleksi KITLV mencakup 1 juta buku yang terkait dengan Indonesia, Suriname, dan kepulauan yang dulunya masuk kekuasaan Belanda. Sebagian besar merupakan koleksi di masa pascakolonial. Dari semua itu, koleksi spesial terkait dengan Indonesia meliputi 18 ribu manuskrip Nusantara termasuk arsip, 11 ribu peta, 250 lembar atlas, dan lebih dari 220 ribu foto, kartu pos, dan negatif foto. Dari semua itu, sebanyak 150 ribu merupakan foto sejarah yang telag didigitalkan. Koleksi ini juga mencakup berbagai cetakan dan gambar.

 

Dalam momentum ini diluncurkan juga buku Indonesia Bergerak 1900-1942 yang menampilkan 139 karya berupa foto, lukisan, sketsa, komik, karikatur, poster, sampul atau isi majalah, arsip surat, buku, dan surat kabar. Arsip visual yang ditampilkan dalam buku ini merupakan koleksi dari Kantor Berita ANTARA, Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, KITLV-Perpustakaan Universitas Leiden, dan Perpustakaan Nasional Belanda (Koninklijke Bibliotheek). Adapun dokumen visual di dalam buku Indonesia Bergerak 1900-1942 juga dipadukan dengan beberapa tulisan singkat sejarawan Universitas Indonesia Bondan Kanumoyoso yang menyorot sejumlah peristiwa maupun momentum penting dalam kurun waktu Pergerakan Nasional di Indonesia (1900-1942).

 

"Saat mengikuti diorama sejarah yang terkandung dalam buku ini, kita diingatkan: kesatuan dan kesatuan merupakan modal mutlak Indonesia. Perjuangan yang tak mengenal beda agama, pengorbanan yang tak mengenal suku, dengan corak merah darah dan putih tulang dari Sabang sampai Merauke," ujar Direktur Utama LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiningrat

 

Ia mengatakan koleksi yang terhimpun dalam dokumen foto, grafis, dan arsip dalam buku ini merupakan harta karun sejarah yang banyak terlupakan, bahkan dilupakan.

"Kemauan bergerak dan semangat kolaborasi menjadikan buku ini sebuah kapsul sejarah bagi sebuah bangsa yang mayoritas penduduknya kini lahir setelah tahun 1980," imbuhnya.

 

Senada, Bellen berharap pameran ini akan membangkitkan kesadaran generasi muda Indonesia akan sosok penting dan bersejarah dalam terbentuknya Republik Indonesia. "Koleksi kami terbuka untuk setiap kalangan. Oleh karena itu, saya amat berharap kerja sama seperti ini bisa berlanjut di masa depan agar sejarah ini bisa diketahui lebih banyak orang," kata Bellen.

 

Peluncuran buku Indonesia Bergerak 1900-1942 akan berlangsung dalam sebuah acara diskusi webinar berjudul ‘Fotografi dan Grafis Sebagai Medium Penyajian Sejarah’. Diskusi ini diselenggarakan bertepatan dengan perayaan HUT ke-83 Kantor Berita ANTARA pada Minggu, 13 Desember 2020. Dalam diskusi webinar akan hadir sebagai keynote speaker Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Hilmar Farid. Adapun pembicara yang akan membawakan materi dalam diskusi melalui aplikasi Zoom ini yaitu, sejarawan Universitas Indonesia Dr. Bondan Kanumoyoso M.Hum; pemerhati seni yang dahulu merupakan pewarta foto dan redaktur untuk Biro Foto ANTARA, Dodo Karundeng; Plt Deputi Konservasi ANRI Dra. Multi Siswanti MM; dan pengajar fotografi ISI Yogyakarta Dr. Edial Rusli SE, M.Sn. Jalannya diskusi sendiri akan dipandu redaktur senior Kantor Berita ANTARA, Ade Marboen.

 

Pameran Foto dan Grafis Sejarah Indonesia Bergerak 1900-1942 (REVAMPED) selain dapat disaksikan secara langsung di Gedung Arsip Nasional, juga dapat dikunjungi secara daring atau virtual melalui situs www.antarafoto.com. Jadi bagi yang tidak berkesempatan datang untuk melihat langsung pameran, tidak usah khawatir, pameran dapat diakses melalui gawai baik telepon pintar, tablet, laptop, maupun komputer. Untuk yang memiliki perangkat realitas virtual (VR), silahkan digunakan perangkatnya supaya makin seru ketika mengakses pameran ini. Sementara bagi yang bermaksud untuk mengunjungi pameran secara langsung, harap tetap menjaga protokol kesehatan dengan menerapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan). Dan tentunya hindari kerumunan. Ingat, pandemi COVID-19 belum berakhir!