Artikel

BEDAH BUKU DAN TALKSHOW : GAGASAN DAN PEMIKIRAN KOMUNIKASI PUBLIK OLEH PROF. WIDODO MUKTIYO

BEDAH BUKU DAN TALKSHOW : GAGASAN DAN PEMIKIRAN KOMUNIKASI PUBLIK OLEH PROF. WIDODO MUKTIYO
Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa sekaligus Ketua Dewan Pengawas Perum LKBN Antara Prof. Dr. Widodo Muktiyo di tengah kesibukan pekerjaannya tetap produktif dalam menulis buku terbarunya berjudul Gagasan dan Pemikiran Komunikasi Publik.
 
Universitas Gunadarma menyelenggarakan bedah buku dan talkshow dengan judul buku Gagasan dan Pemikiran Komunikasi Publik yang ditulis oleh Prof. Dr. Widodo Muktiyo tersebut. Acara diadakan secara live streaming di htttps://tv.gunadarma.ac.id pada Sabtu 8/5.

Hadir sebagai host Bedah buku dan talkshow adalah Prof. Dr. Budi Hermana, MM dan didukung oleh tiga pembahas antara lain Prof. Dr. E.S.Margianti, SE., MM sekaligus sebagai Rektor Universitas Gunadarma selaku inisiator diadakannya Bedah Buku, Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S, dan Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.Sos., SH.,M.Si.
Budi Hermana menyampaikan bahwa buku setebal 139 halaman tersebut ditulis dan diterbitkan oleh Prof Widodo dalam masa pandemi. Hal itu, disebutnya adalah sebagai bukti bahwa masa pandemi bukan berarti menurunnya produktivitas dan bahwa seseorang tetap dapat berkarya. 

Sedangkan Prof. Ravik menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Prof. Widodo yang telah menulis buku Gagasan dan Pemikiran Komunikasi Publik. Terkait transformasi digital, monopoli informasi tidak terkonsentrasi di pejabat atas. Gagasan dan pemikiran informasi pemerintah belum tentu paling valid, kebenaran informasi bisa jadi ada diluar pemerintah.

Komunikasi publik oleh pemerintah belum dapat mengimbangi informasi yang dimiliki oleh masyarakat. Komunikasi publik yang dismapaikan oleh pemerintah harus melahirkan solusi, bukan kontroversi.
Sementara Dr. Dadang juga mengapresiasi kepada penulis bahwa buku tersebut merupakan bagian wujud pertanggungjawaban sebagai pejabat publik kepada masyarakat. Buku ini merupakan informasi penting terkait informasi yang harus dilakukan oleh publik dan juga merupakan tantangan ke depan terkait perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dan multi dimensional. Tantangan belum selesai terkait proses komunikasi dan informasi seiring dengan adanya pandemi Covid-19. Perlu dilakukannya orkestrasi perlu adanya komando komunikasi publik dari pemerintah yang sangat kuat yang dapat dimengerti oleh masyarakat secara luas.
 
Prof. Margianti sepakat komunikasi publik tidak menjadikan kontroversi tetapi mendapatkan solusi. Walaupun pada kenyataannya di lapangan cukup sulit. Unirversitas Gunadarma ikut berperan aktif dalam digital pendidikan. Mahasiswa disuguhkan dalam kurikulum pendidikannya terkait etika komunikasi.
 
Diakhir sesi, Prof. Widodo memberikan tanggapan terkait kearifan lokal dalam konteks komunikasi publik. Dalam kasus pandemi Covid-19 menjadi tantangan dan episentrumnya di Jakarta dan diikuti dengan berita hoaks. Pendekatan komunikasi publik dengan memilih isu-isu lokal dengan kearifan lokal, dengan membuat program menggerakan seniman-seniman tradisional yang diviralkan ke segmen-segmen milenial. Pemerintah harus membangun "tol virtual" yang terkonektivitas, dan kedisplinan dalam media sosial dengan pendekatan sosiologis dan antropologis.

(Hendi/Arie/Sekretariat Perusahaan)