Artikel

ANTARA BICARAKAN "AI FOR PR" DALAM PROGRAM ASN BELAJAR

ANTARA BICARAKAN

Perum LKBN ANTARA melalui Lembaga Pendidikan Antara (LPA) bekerjasama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP SDM) Jawa Timur, Lembaga Sertifikasi Profesi Public Relations RI (LSPPRI), PR Indonesia dan Ikatan Pranata Humas Indonesia (IPRAHUMAS) meluncurkan GPR Academy secara daring Kamis (22/6).

GPR Academi secara rutin akan melaksanakan webinar dan sharing session dengan topik kehumasan terkini bagi ASN seluruh Indonesia yang tergabung dalam komunitas ASN Belajar.

Kepala Divisi Layanan Media dan Komunikasi (LMK) Ditkombisti Perum LKBN ANTARA Panca Hari Prabowo, Kepala BPSDM Jatim Aries Agung Paewai, Kepala Lembaga Administrasi Nasional (LAN) RI, Dr. Adi Suryanto dan Winda Eka Putri dari IPRAHUMAS mewakili lembaga masing-masing, hadir dalam acara peluncuran GPR Academy tersebut.

GPR Academy merupakan inisiatif BPSDM Jatim yang bertujuan menjalin kolaborasi dan kerja sama pengembangan kompetensi ASN, terbentuknya forum keilmuan lintas lembaga pemerhati bidang PR, mengembangkan kompetensi serta meningkatkan publisitas dan jangkauan lembaga-lembaga yang tergabung di dalam GPR Academy.

Sharing session pertama berbarengan dengan peluncuran GPR Academy bertema “Peran Penting Humas Pemerintah Dalam Mengawal Indonesia menuju Indonesia Emas 2045”.

Dalam sharing session itu, ANTARA menampilkan Redaktur Internasional, Anton Santoso dengan  materi “Artificial Intelligence for Public Relations”. Sedangkan pembicara lainnya adalah  Chairman LSPPRI, Muslim Basya dengan materi berjudul “Sertifikasi Profesi PR sebagai Garansi Humas Pemerintah”, dan CEO PR Indonesia/Founder Humas Indonesia House of GPRAsmono Wikan menyampaikan sambutan kunci dengan fokus pada lima hal penting yang harus dimiliki seorang PR antara lain karakter kuat, berpengetahuan luas, kompeten dan senang berkolaborasi.

Dalam paparannya di hadapan lebih dari seribu ASN peserta sharing session, Anton Santoso mengupas soal simulasi kecerdasan manusia pada mesin yang dirancang untuk berpikir dan bertindak secara mandiri alias AI.

Menurut Anton, kegunaan AI untuk kegiatan kehumasan antara lain untuk aktivitas media monitoring, analisis sentimen/tren, membuat konten media sosial, meringkas isi konten dan memeriksa ejaan disamping membahas otomatisasi, kecepatan dan akurasi yang menjadi ciri khas AI. 

Sedangkan Muslim Basya menekankan pentingnya kompetensi PR seluruh ASN yang tergabung dalam GPR Academy. Menurut Muslim Basya, kompetensi merupakan senjata ampuh bagi ASN untuk membentuk citra dan menguatkan reputasi institusi.

“Salah satu tantangan bagi ASN di bidang PR adalah kemampuan untuk terus membuktikan bahwa kompetensinya dapat terus memperkuat reputasi institusi karena posisi pemerintah selaku regulator sedemikian kuat, sehingga tidak mudah goyah saat institusinya terpapar krisis yang berdampak langsung pada pembentukan citra institusi secara keseluruhan. Hal itu berbeda dengan PR di ranah swasta/industri, yang akan merasakan langsung dampaknya saat terpapar krisis”, kata Muslim Basya.

Menurut Muslim, ASN yang kompeten di bidang PR akan sangat berperan dalam membangun citra dan menguatkan reputasi institusi, utamanya dalam menjalin komunikasi internal dan eksternal agar institusi mendapat kepercayaan tinggi dari internal dan masyarakat luas. 

Dalam sharing session yang berlangsung selama 90 menit itu dan dipandu oleh moderator Winda Eka Putri, para peserta senang dan antusias dengan materi yang disampaikan. Antusiasme mereka tercermin dari bertubi-tubinya pertanyaan untuk kedua pemateri. 

Buat para peserta, materi tentang AI for PR maupun Penguatan Kompetensi PR untuk Reputasi Institusi itu sangat menarik sekaligus menjadi dilema bagi para ASN. Misalnya sebagaimana disampaikan penanya M. Aang Kunaefi, dan Wuri,  ASN dari Jawa Timur, tentang akurasi AI untuk pekerjaan PR, atau yang mana pekerjaan PR yang bisa menggunakan AI dan mana yang belum dapat menggunakan AI. 

Semua pertanyaan dijawab dengan bijak oleh pemateri dengan kalimat penutup dari moderator agar semua ASN bijak dalam menggunakan teknologi dan menjadikan teknologi sebagai sahabat dalam memudahkan pekerjaan. Selain itu, ASN perlu terus meningkatkan kompetensi melalui perbaikan berkelanjutan agar mampu bersaing baik di dalam maupun di luar negeri.

(Primayanti/Cathelya/Sekretaris Perusahaan)